Beda perspektif, beda persepsi. Itulah yang akhir-akhir
ini mengendap di dalam pikiran saya. Banyak hal dan kejadian di dunia ini yang
jika dilihat dari satu sisi, akan sangat berbeda maknanya jika dilihat dari
sisi yang lain. Seorang pejalan kaki akan menganggap piramida adalah bangunan
berbentuk segi tiga, tapi bagi Superman yang sedang terbang di atas langit akan
menganggap bahwa piramida adalah bangunan berbentuk segi empat. Beda
perspektif, beda persepsi. Begitu pula dengan sifat malas, yang jika dilihat
dari perspektif yang lain, akan mengalami suatu pembermaknaan yang baru.
Menurut saya, manusia tak perlu lagi menganggap negatif
terhadap kemalasan, sebab pada dasarnya kita sangat membutuhkannya. Manusia
butuh malas. Sejarah May Day adalah ingin mengurangi jam kerja yang tadinya 20
jam perhari berkurang sampai akhirnya menjadi 8 jam perhari.
Semua itu terjadi karena manusia butuh malas. Dalam seminggu, setiap pekerja
akan mendapat jatah libur satu atau dua hari, agar manusia mendapat jatah waktu
untuk bermalas-malasan. Dan banyak lagi contoh lainnya, yang membuktikan bahwa
manusia pada dasarnya memang butuh malas.
Barangkali kalian akan protes dan berteriak: “Itu mah
bukan butuh malas, tapi butuh istirahat!” Oke. Kalian benar. Tapi, apa sih yang
kita lakukan ketika kita sedang beristirahat? Bermalas-malasan, bukan? Kalian
boleh tidak sepakat. Tidak apa-apa. Di sini saya hanya ingin memberikan
perspektif baru dalam memandang kemalasan. Di tulisan ini saya hanya ingin
mengatakan bahwa malas itu perlu.
Begitulah. Sudah semestinya kita ganti paradigma kita
terhadap kemalasan, sebab malas bukanlah sesuatu hal yang melulu negatif.
Manusia adalah mahluk paradoksal. Di satu sisi kita butuh
malas, di sisi yang lain kita butuh bertahan hidup. Tugas kita adalah harus
bisa menyikapi kedua hal tersebut secara proporsional. Agar kita tidak terjebak
menjadi manusia robot yang melulu kerja seperti mesin yang akhirnya akan
membuat kita stres, dan agar kita juga tidak menjadi manusia benalu yang tidak
pernah melakukan apa-apa.
0 comments:
Posting Komentar