Sungai Citarik, Memesona di balik Arus Deras

2013/04/23




Beberapa batu terpatri alami di tengah sungai. Warnanya abu-abu dan  bertekstur kasar lagi tajam. Batu itu sempurna menghalau air sungai hingga membentuk gelombang dan riak kecil. Sungai yang melewati desa Cikadu ini, hilirnya di pantai Pelabuhan Ratu, Sukabumi.

Citarik menawarkan seribu pesona. Airnya yang mengalir deras membuat banyak perusahaan berlomba-lomba membangun tempat wisata air. Salah diantaranya yaitu Arus Liar. Wisata air yang ditawarkan yaitu seperti arung jeram. Kederasan sungai Citarik ini tidak menampikkan keasrian Citarik dari kejauhan secara kasat mata.

Bagi warga sekitaran Cikadu yang dilewati sungai ini, keberadaan sungai ini menjadi penting untuk berbagai kegiatan. Beberapa diantaranya dijadikan untuk sumber air bagi sawah di sekitaran sungai. Selain itu, derasnya air sungai ini juga dimanfaatkan untuk mencuci baju. Kondisi ini dapat dilihat saat pagi hari di Sungai Citarik.

Sama seperti sungai lainnya, sungai Citarik juga tidak lepas dari hantaman mitos belaka. Beberapa kilometer dari aliran sungai Citarik di Cikadu, terdapat area yang alirannya begitu tenang di sungai Citarik. Banyak orang yang menganggap itu adalah tempat istirahat para dewa.

Bagi beberapa orang sungai Citarik juga digunakan untuk mandi. Baik warga sekitar ataupun wisatawan. Bagi warga sekitar mandi di sungai Citarik adalah ritual sehari-hari. Sedangkan bagi wisatawan, sungai Citarik begitu memesona dengan arusnya yang sangat deras. “Sungai ini keren, saya bisa bermain air sepuasnya,” ujar Andi, salah seorang wisatawan yang mandi di sungai Citarik.

“Di area itu pernah ada orang mancing, kemudian ia tenggelam. Selang beberapa saat orang itu muncul lagi dalam keadaan hidup, tapi sekarat, dengan ikan mas yang besar di sampingnya. Mitosnya orang yang melihat ikan mas itu langsung sakit. Akhirnya, ikan mas itu dibuang. Setelah itu si pemancing itu sadar kembali, begitu juga orang-orang yang sakit tersebut,” cerita Deden, salah seorang yang pernah tinggal di Cikadu.

Citarik begitu memesona dengan bebatuan yang menghalau derasnya air. Sementara itu, gemericik aliran sungai tetap menggugah telinga untuk menyelami alam pikiran. Menyatu lebih jauh dengan raga. 
Share this Article on :

0 comments:

Posting Komentar

 
© Copyright KonBlok 2013 - 2014 | Design by KonBlok.