Jembatan Jiwa

2013/04/23




Indonesia memiliki beragam tarian tradisional yang dijadikan simbol Nusantara. Tarian kerap kali digunakan untuk pelbagai kegiatan yang bersinggungan dengan adat-istiadat suatu suku. Seperti tari Piring yang boleh di tarikan oleh perempuan yang bersih—tidak sedang mengalami datang bulan. 

Menari bukanlah hanya menggerakan tiap lekuk tubuh, namun dibutuhkan penjiwaan di dalamnya, agar pesan dari tarian itu dapat tersampaikan dan sedap di pandang.


Di jaman semakin modern tarian tradisional nampaknya tergeser dengan tarian modern yang mulai berjamur dalam kehidupan remaja. Kesan kaku, monoton menjadi alasan mereka untuk menjauhi tari tradisional. Sehingga, para remaja lebih memilih mempelajari tarian barat yang identik dengan musik yang nge-beat dan pakaian yang serba terbuka, dan bisa mereka pelajari di mana pun, melalui tarian modern ini, mereka merasa menemukan tarian dan bisa lebih mengekspresikan dirinya.


Menurut pengakuan Kamelia, salah satu anggota penari modern, mengakui bahwa ia ingin belajar mengenai tarian tradisonal, “Sebenarnya banyak teman-temanku yang ingin mempelajari tarian tradisonal, namun karena keterbatasan pengajar, tidak ada wadah untuk para remaja mengenai tarian tradional dan adanya perbedaan didalam sosialisasinya, menjadikan teman-temanku jadi merunduk kembali.”


Nampaknya, ini hanyalah sebuah kesalahsambungan komunikasi. Sebagaimana sering kita lihat, bahwa tarian tradisional hanya bisa kita lihat di acara formal tertentu, dilakoni oleh para tetua dan tidak melibatkan para remaja untuk ikut andil di dalamnya, dan tidak banyak pula orang yang memahami betul mengenai tarian. Sehingga SDM yang ada terbatas.


“...harapanku, kita harus mengajak dan membuat koreo menarik di dalam tari modern yang dimasukkan dalam tari tradisional, sehingga dapat membuat semua kalangan tertarik dan tidak beranggapan tradisional itu kolot dan monoton.” Jelas Kamel. Sekarang, grup tari mereka sedang berusaha memadu-padankan tarian modern dan tradisional secara otodidak dengan melihat  beberapa tutorial di youtube.


Meski begitu, ternyata remaja ini memiliki kemauan untuk mempelajarinya. Mungkin dengan mengadakan pagelaran seni tari tradisional yang dibuka untuk umum dan sedikit di padukan dengan jiwa muda yang menyukai dengan kebebasan namun tetap dengan tata krama dalam adat menari. Bisa jadi salah satu upaya menjembatani perbedaan yang kompleks antara tarian tradisional dan modern. 

Share this Article on :

0 comments:

Posting Komentar

 
© Copyright KonBlok 2013 - 2014 | Design by KonBlok.