Indonesia
memiliki beragam tarian tradisional yang dijadikan simbol Nusantara. Tarian
kerap kali digunakan untuk pelbagai kegiatan yang bersinggungan dengan
adat-istiadat suatu suku. Seperti tari Piring yang boleh di tarikan oleh
perempuan yang bersih—tidak sedang mengalami datang bulan.
Menari bukanlah hanya
menggerakan tiap lekuk tubuh, namun dibutuhkan penjiwaan di dalamnya, agar
pesan dari tarian itu dapat tersampaikan dan sedap di pandang.
Di jaman semakin modern
tarian tradisional nampaknya tergeser dengan tarian modern yang mulai berjamur
dalam kehidupan remaja. Kesan kaku, monoton menjadi alasan mereka untuk
menjauhi tari tradisional. Sehingga, para remaja lebih memilih mempelajari
tarian barat yang identik dengan musik yang nge-beat dan pakaian
yang serba terbuka, dan bisa mereka pelajari di mana pun, melalui tarian modern
ini, mereka merasa menemukan tarian dan bisa lebih mengekspresikan dirinya.
Menurut pengakuan Kamelia,
salah satu anggota penari modern, mengakui bahwa ia ingin belajar mengenai
tarian tradisonal, “Sebenarnya banyak teman-temanku yang ingin mempelajari
tarian tradisonal, namun karena keterbatasan pengajar, tidak ada wadah untuk
para remaja mengenai tarian tradional dan adanya perbedaan didalam
sosialisasinya, menjadikan teman-temanku jadi merunduk kembali.”
Nampaknya, ini hanyalah
sebuah kesalahsambungan komunikasi. Sebagaimana sering kita lihat, bahwa tarian
tradisional hanya bisa kita lihat di acara formal tertentu, dilakoni oleh para
tetua dan tidak melibatkan para remaja untuk ikut andil di dalamnya, dan tidak
banyak pula orang yang memahami betul mengenai tarian. Sehingga SDM yang ada
terbatas.
“...harapanku, kita harus
mengajak dan membuat koreo menarik di dalam tari modern yang dimasukkan dalam
tari tradisional, sehingga dapat membuat semua kalangan tertarik dan tidak
beranggapan tradisional itu kolot dan monoton.” Jelas Kamel. Sekarang,
grup tari mereka sedang berusaha memadu-padankan tarian modern dan tradisional
secara otodidak dengan melihat beberapa tutorial di youtube.
0 comments:
Posting Komentar