Rintik hujan terjatuh dengan
syahdunya. Menenangkan setiap jiwa yang merasakan. Sayup angin semakin menambah
nikmat suasana,
kala surya terkalahkan dengan derai hujan. Mereka datang tak sendiri.
Bergerombol. Memaksa manusia di bawahnya mengalah. Puluhan orang yang sedang
berada di perjalanan hendak menuju tujuan mereka, dipaksa berteduh sejenak di
kios sekitar jalan. Termasuk di kawasan Bogor, tepatnya daerah Bogor Selatan.
Sebuah rumah makan menawarkan kuliner khas Bogor, yakni Laksa Bogor. Sekilas terdengar tak jauh
berbeda dengan laksa pada umumnya.
Namun,
laksa ini terasa berbeda dengan makanan sejenisnya. Dalam penyajiannya, laksa
ini disajikan bersama ayam dan telur rebus. Ada juga yang menggunakan udang dan
daun kemangi. Tergantung masing-masing tempat makan.
Cuaca hujan dengan hawa sejuk, menantang pecinta
kuliner untuk mencobanya. Cacing-cacing di perut biasanya melakukan orasi
dengan berdansa untuk memberi tanda kepada majikannya bahwa mereka lapar. Seorang lelaki
berbadan kurus dengan rambut cepak datang bersama teman-temannya yang
kebanyakan adalah remaja. Mereka terlihat menikmati makan siang dengan obrolan
ringan a la
mereka.
“Saya termasuk pecinta kuliner, dan begitu melihat
warung makan ini, saya bersama teman-teman sepakat menghentikan perjalanan kami
hanya sekadar untuk mencicipi laksa Bogor.
Dan begitu kami mencoba, rasanya sungguh nikmat. Membuat kami ingin menambah
satu mangkuk lagi,” cerita Rino salah satu pengunjung sambil tersenyum ramah.
Laksa sendiri berasal dari bahasa sansekerta. Artinya, banyak yang
menunjukkan bahwa laksa terbuat dari banyak bumbu. Meski terlihat sebagai
jajanan biasa—tak sepadan dengan makanan restoran atau pun junk food—namun memiliki cita rasa khas
Indonesia yang menggoyangkan lidah penikmatnya.
Harga satu porsi laksa tak akan
menguras kantong.
Dibanding rasa
nikmat yang
ditawarkan Laksa
Bogor, yang kerap dicari para pecinta kuliner
ketika bertandang ke bumi Bogor. Meski laksa dikenal sebagai makanan khas Bogor, pada kenyataannya laksa
sudah tersebar di berbagai daerah seperti Jakarta, Tangerang, dan lain-lain.
Laksa sendiri merupakan makanan peranakan yang
digabung dengan elemen Tionghoa dan Melayu. Makanan ini semakin nikmat jika dihidangkan saat hujan. Laksa juga sangat cocok untuk
menghilangkan rasa lapar
dan penat
setelah seharian bekerja.
atau bagi anda yang ingin menengok kembali warisan leluhur dengan berbagai
bumbu khas Indonesia. Meski sederhana, namun hal ini
menjadi efektif untuk sekadar melestarikan warisan leluhur bangsa.
1 comments:
jadi kepingin nyoba :)
Posting Komentar