Misteri Kematian Putri Keraton Jogjakarta

2013/04/28



Keraton Jogjakarta dibuat geger. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, putri keraton tewas secara misterius. Di Candi Borobudur, terselip sebuah jawaban atas kematian Putri Sultana.

Perfilman Indonesia kembali diakui kancah Internasional. Setelah film The Raid yang berhasil menembus pasar internasional, kini giliran Java Heat yang siap menggebrak perfilman Tanah Air. Film yang digarap oleh sutradara Conor Allyn, merupakan film laga dan baku tembak. Film yang penuh dengan unsur action laiknya film Hollywood ini, dikemas secara apik dalam kolaborasi budaya timur dan barat. Sebelumnya, Conor Allyn membesut trilogi film fiksi sejarah, yakni Merah Putih (2009), Darah Garuda (2010), dan Hati Merdeka (2011).

Di dalam penjara daerah Jogjakarta, Jake (Kellan Lutz) dieksekusi oleh Letnan Hashim (Ario bayu), seorang petugas Densus 88 yang tengah menyelidiki misteri meninggalnya putri keraton di Jogjakarta. Jake dicurigai lantaran ia adalah orang terakhir yang berada di tempat kejadian. Ia mengaku sebagai asisten dosen asing yang selamat dari ledakan bom. 

Jake mencoba mengingat kembali tentang kejadian dalam malam pesta amal. Tentang pengeboman yang meluluhlantahkan seisi kerajaan. Jake berusaha menjadi saksi dengan menjelaskan kejadian demi kejadian saat ia menghadiri pesta tersebut.

Malam itu, Jake terpesona akan sosok Sultana (Atiqah Hasiholan) yang begitu  menawan. Ia menegur Sultana dan sempat bercakap soal kalung yang dikenakan Sultana. Tiba-tiba datang seorang lelaki dengan membawa bom di tubuhnya. Kemudian seisi kerajaan runtuh dan menyisakan beberapa barang setengah gosong. Begitulah kesaksian Jake ketika rekonstruksi kejadian. 

Kejadian demi kejadian membuat Hashim menaruh curiga kepada Jake. Ia bersama temannya rekan kerjanya, Rio Dewanto, menyelidiki gerak-gerik Jake lewat kamera CCTV dan memantaunya dari kejauhan. Suatu ketika, Jake berhasil menyelamatkan Hashim saat kendaraan yang mereka tumpangi diserang oleh sekelompok teroris. Kemampuan Jake yang mahir menggunakan senjata, memperjelas bahwa ia tidak sekadar seorang asisten dosen.

Mereka bersepakat untuk menyelidiki keabsahan mayat Sultana. Jake mendapati tato bergambar macan di mayat Sultana. Namun setelah ditelusuri ternyata tato macan tersebut memiliki makna seorang perempuan penghibur yang memiliki nilai jual tinggi. Bukti ini semakin mengarahkan mayat itu bukan Putri Keraton.

Di saat yang bersamaan, keluarga Hashim diculik oleh orang misterius. Hashim geram dan mencari tahu siapa penculiknya. Ia berusaha untuk menyelamatkan keluarga yang ia cintai. Ternyata penculiknya adalah musuh Jake. Dengan pelbagai cara, Jake dan Hashim bersiasat untuk menangkap penculiknya. 

Seluruh umat Buddha yang berada di sekitar Candi Borobudur berbondong-bondong datang untuk menghadiri Festival Lampion. Malik (Mickey Rourke), yang ternyata adalah penculik Sultana dan keluarga Hashim juga  berada di sekitaran Festival.

Merasa dibuntuti, Malik segera membawa Sultana ke Candi Borobudur untuk mengamankan gadis itu. Malam di Candi Borobudur menjadi semakin riuh ketika pertempuran antara Jake, Hashim, dan Malik berlangsung sengit. Seketika,Malik tewas dan Sultana beserta istri dan anak-anak Hashim terselamatkan. Sultana ternyata tidak tewas dalam insiden pemboman di malam amal lalu.

Bagi penggemar film Twillight, sosok Kellan Lutz mungkin tak asing lagi. Ia dikenal sebagai Emmett Cullen dalam film The Twilight Saga. Pria yang memulai debutnya sebagai bintang tamu dalam beberapa acara televisi, serta model ini semakin dikenal ketika berperan dalam film The Twilight Saga. Dalam film ini, Kellan Lutz semakin menunjukkan kualitas aktingnya.

Dalam film ini, aktor Indonesia seperti Ario Bayu, Atiqah Hasiholan, serta Rio Dewanto yang tak asing lagi di dunia seni peran sanggup menyeimbangkan akting lawan main mereka, Kellan Lutz dan Mickey Rourke. Sebagai contoh, Atiqah Hasiholan yang berperan sebagai Sultana. Aktingnya tidak diragukan lagi. Pemenang Piala Citra sebagai pemeran utama perempuan terbaik dalam film Ruma Maida, kiprahnya dalam dunia peran sudah terlihat sejak kecil. Atiqah dibesarkan dalam panggung Teater Satu Merah. Dalam film pertamanya, Berbagi Suami pada 2006, Atiqah mulai eksis dalam dunia model, bintang iklan, dan mulai mencoba peruntungannya di dunia tarik suara.

Film yang rencananya akan diputar di Jerman dan Amerika ini berlatar tempat, Jogjakarta yang diracik dengan kualitas film Hollywood. Kebudayaan Jogjakarta yang ditampilkan dapat menjadi wadah promosi bagi penonton khususnya yang berada di luar negeri. Secara keseluruhan film ini layak ditonton. 

Share this Article on :

0 comments:

Posting Komentar

 
© Copyright KonBlok 2013 - 2014 | Design by KonBlok.