Pendatang baru di dunia fiksi sekaligus penulis novel laku keras Sepatu Dahlan, Khrisna Pabichara, mengatakan bahwa menulis sudah menjadi obsesinya sejak kecil. “Jika ada mimpi, cita-cita, atau harapan terbesar dalam hidup saya pasti, ‘menulis’. Dulu, semasa di sekolah menengah, saya kerap membayangkan buku anggitan saya terpajang di toko buku,“ ujarnya. Butuh waktu kurang lebih sepuluh tahun untuk Khrisna dapat melihat karyanya terpajang di toko buku. Saat itu, buku pertamanya, 12 Rahasia Pembelajar Cemerlang, terbit tahun 2007. Sejak saat itu, bukunya mulai berlahiran.
Ayah dari dua orang anak perempuan ini
bukan tipikal orang yang mudah patah semangat. Karena mimpinya menjadi seorang
penulis, ia memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahirannya, Makassar. Ia memutuskan untuk merantau ke Pulau Jawa pada 1997 dengan harapan besar menjadi penulis. Tapi, kenyataan tak semanis
harapan. Hingga akhir 2003, tak satu pun buku puisi karyanya diterbitkan.
“Rata-rata alasannya sama, kumpulan
puisi tak laku di pasar buku,” ungkapnya. Meski begitu, penolakan oleh penerbit tidak
dengan mudah mematahkan semangatnya. Ia terus menulis, dengan harapan
cita-citanya untuk menjadi penulis dapat terwujud.
Cinta Menulis
Sejak duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar, ia mulai menulis dan hobi membaca buku. Menginjak masa SMP, ia mulai
mengikuti lomba menulis. Salah satunya lomba yang diadakan oleh FPPI Plan
International 1987. Saat itu, ia menggondol pulang juara 1 dan mendapatkan
hadiah buku beserta uang tunai.
Kecintaanya dengan menulis ia teruskan
hingga ke bangku SMA. Karena ketekunan dan kepandaiannya, puisi pertamanya
berhasil menembus Pedoman Rakyat, salah satu koran lokal di Makassar. Sejak
saat itu, ia kerap mendapat pesanan menulis surat cinta dengan berbagai macam
upah. “Lumayan untuk pelajar yang jauh dari orangtua,” ujar laki-laki berdarah
Makassar itu.
Hingga saat ini, penulis yang kerap
disapa Daeng Marewa telah melahirkan 16 buku fiksi dan non-fiksi. Non-fiksi
di antaranya; 12 Rahasia Pembelajar
Cemerlang (Kolbu, 2007), Rahasia
Melatih Daya Ingat (Kayla Pustaka, 2010), Kamus Nama Indah Islami (Zaman, 2010), dan 10 Rahasia Pembelajar Kreatif (Zaman, 2013). Adapun buku non-fiksi
di antaranya; Di Matamu [Tak] Ada Luka (Kumpulan
Puisi, 2004) —dicetak sendiri dalam jumlah terbatas, Mengawini Ibu (Kumpulan cerpen: Kayla Pustaka, 2010), Gadis Pakarena (Kumpulan cerpen:
Dolphin, 2012), Sepatu Dahlan (Novel:
Noura Books, 2012), dan Surat Dahlan (Novel:
Noura Books, 2013).
Sepatu Dahlan, adalah novel trilogi
yang terinspirasi dari kisah masa kecil Menteri BUMN, Dahlan Iskan. Novel yang telah
naik cetak sebanyak 11 kali hingga Januari 2013 ini merupakan prestasi yang
membanggakan bagi Khrisna. Setelah sukses dengan Novelnya, rencananya Sepatu
Dahlan akan diflmkan dalam waktu dekat. Saat ini, sudah sampai proses riset
lokasi. Khrisna mengaku bahagia atas pembuatan film Sepatu Dahlan. Kehidupan
masa kecil Dahlan Iskan memang sangat menarik untuk diangkat ke layar
lebar.
“Mari membaca, ayo menulis!” tutup Khrisna.
0 comments:
Posting Komentar