Tampilkan postingan dengan label Night Life. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Night Life. Tampilkan semua postingan

Roda Keras Gajah Mada dan Hayam Wuruk Kala Malam

2013/04/19



Bulan tak lagi tepat di atas kepala. Saat itu jarum pendek jam tepat menunjuk ke arah angka dua. Semilir angin mulai mengibas tak beraturan. Beberapa jalan sudah nampak sepi dan menyisakan lampu jalan. 

Namun tidak dengan dua jalan protokol besar di Jakarta Pusat yang namanya dimbil dari tokoh kerajaan besar Nusantara, Gajah Mada dan Hayam Wuruk. Dua jalan tersebut masih banyak menampakkan terangnya lampu-lampu kendaraan.


Sekilas semua terlihat seperti biasa. Karena Jakarta adalah kota Metropolitan, wajar kalau saat malam pun masih tetap ada kehidupan. Sesaat menepi dekat bahu kiri jalan, terlihat hal yang berbeda. Beberapa perempuan dengan rok mini dan kaos tank top berdiri anggun. Wajahnya dibalut tebal dengan riasan perempuan.



Tak lama, beberapa mobil menghampiri perempuan tersebut. Kaca mobil dibuka setengah oleh pemiliknya. Gayung disambut, dengan rokok menyala yang masih dijepit di antara jari tengah dan telunjuk tangan perempuan tersebut mendekati mobil. Keduanya saling menatap dan berbicara. Sambil mengepulkan asapnya, si perempuan tersenyum kecil. Selang beberapa saat pintu mobil terbuka dan si perempuan masuk ke dalam mobil. Keduanya lalu pergi meninggalkan malam untuk menyambut pagi.



Siapa tak kenal jalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk. Dua jalan protokol besar tersebut selalu menyibakkan cerita di setiap waktu, baik siang maupun malam. Siang menjadi roda perekonomian dan malam pun begitu. Namun di malam hari, roda tersebut berputar amat keras dan penuh risiko.


Kala malam dua jalan tersebut menjadi tempat prostitusi. Perempuan cantik menampakkan dirinya untuk tetap hidup. Menunggu laki-laki hidung belang untuk mengajaknya berfantasi. Penuh dengan risiko, karena taruhannya nyawa, kesehatan dan harga diri. Seperti yang dikatakan Putri (Nama samaran), ia bekerja sebagai perempuan malam karena terpaksa untuk hidup. Keluarganya tak ada yang tahu kecuali kakak perempuannya. Ia segan memberitahukannya pada orang tua.



Lebih dari itu ia juga merasakan batinnya tertekan. “Kadang-kadang tertekan, kadang kadang gua juga mikir kenapa gua bisa masuk dunia kayak gini, temen juga sering ngeledek,” ujarnya.



Namun siapa sangka, Putri memiliki niat yang mulia dibalik kerjaanya. Ia ingin menyenangkan orangtuanya. Meskipun ia sudah tidak dianggap oleh orangtuanya semenjak hamil dari pacarnya. “..gua udah engga di anggap sama keluarga semenjak gua hamil sama cowok gua,” ceritanya.


Hidup memang tak semudah perkataan motivator. Ekonomi dan tuntutan untuk tetap hidup harus dihadapi dengan tangguh. Jalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk menjadi saksi bisu kerasnya kehidupan malam. Terus menaungi perempuan-perempuan yang terpaksa terjun ke dalam dunia gelap. 

 
© Copyright KonBlok 2013 - 2014 | Design by KonBlok.